Wednesday, July 20, 2011
Sprinkling in Silence 4 (Percikan Dalam Kesunyian 4) : Inclined Food Stall on the Riverside 1 (Warung Doyong Pinggir Kali 2)
7/20/2011 05:30:00 AM
Kisah Sunyi
Apa kabar
adik-adik? Kali ini aku menghiburmu dengan sebuah kisah nyata yang
kuambil dari perjalanan kehidupan anak manusia yang penulis saksikan langsung.
Simak judul dan ceritanya dengan baik-baik yaa.
Warung Doyong Pinggir Kali
Serial
Kisah Sunyi
Percikan dalam
Kesunyian
Seri 1
Written and Arranged
By Ikhsan, M.Pd.
Warung Doyong Pinggir Kali
Seri 1
"Thok, thok,
thok...!!!" rasanya genggaman jari itu amat sangat kuat-kuat ia pukulkan
pada pintu gubuk reyot itu. "Masuklah!" jawab sang penghuni. Sang
penghuni serta merta
bangun dari terlentangnya. Dialah si Lencir yang akrab
bersahabat dengan Pak Pehih.
Dengan tergopoh-gopoh pak Pehih menyambut kedatangan si
Lencir, bagai sang raja agung dengan mahkota kebesarannya si lencir menikmati
sambutan si empunya rumah. di atas alas koran setengah basah setengah kering
tamu itu didudukkan, iapun menyandarkan di dinding reyot yang menjadi pembatas
antara sungai dan daratan, dinding yang menjadi batas antara rebahan tubuhnya
kala kelelahan menghampirinya dengan warung kecil milik tetangganya yang masih
familinya.
Rimbunan dedaunan yang menjulurkan lidahnya di lobang-lobang
dinding kayu bekas dan atap plafon yang bolong itu menhadirkan oksigen dan
mengusik karbondioksida sehingga segarnya udara siang itu benar-benar
menghidupkan adanya dua insan yang sekian lama tak jumpa,
"Makanlah, makanlah
roti ini, roti ini dari malang cir Lencir, aku baru saja hadir di pesta
perkawinan dan dari kawi malang, ayolah makanlah...!! pinta pak pehih kepada
lencir. "l l l iya ya yaa..., udah lama aku gak makan roti ini. aiih
enak banget rasanya. bentuknya mirip roda mobil dengan hiasan pancawarna, amboi
indahnya. weeh weh enaknya, koq dapat roti istimewa gini pehih, mahal loh roti
ini!!!" cerocos lencir sambil menjejal-jejalkan rotinya ke lingkar
mulutnya.
Memang roti yang lencir makan bukan sembarang roti karena
ini memang roti spesial dari kawi malang, Pak Pehih makin getol menyodorkan
roti-rotinya meski dia sendiri juga belum memakannya, bundaran roti itu krowak
makin lebar sekali kecap di lempengan lidah lencir. yaah indah betul roti itu
bundar betul roti itu sebundar roda roda kehidupannya yang makin lama makin
cuwil digerogoti badai derita kehidupannya.
Kesamaan nasib antara lencir dan pak Pehih nampak mewarnai sua tawanya
disaat limpahan harta dari setiap penumpang kendaraan yang melintas detik demi
detik di balik dinding reyot itu meski kelelahan dan kepedihan hidup pak Pehih
benar-benar terlukis di keriput wajahnya-terselempang di simbol-simbol baliho
kehidupan. Kulihat ia capek letih. Kadang pak Pehih membengkok-bengkokkan
pinggangnya kadang melurus-luruskan punggung, entah apalah yang ia rasakan di
balik tawanya.Mungkin ia kesakitan yang lebih mendalam karena bertahun lamanya
ia baringkan sebujur tubuhnya di terjalan kerikil lantai pinggir kali itu.
Kathok cekak kumal dengan warna kusam melilit bokongnya dengan postur tubuh
kurus kering telah mengabarkan pada setiap dua mata yang memandangnya akan
derita di atas derita.
"Dhogk dhogk dhakg glodhagk dhak....!""suara parau angin
menghembus kuat ranting-ranting pohon yang menaungi gubuk reyot itu hingga
menyingkap beberapa dinding. Radiasi matahari yang tergelincir pun menyerang
biduk perbincangannya. Meski kehampaan di warung doyong pinggir kali makin
menjadi-jadi, pertemuan dua anak manusia itu tetap gayeng. Entah sampai kapan
warung doyong pinggir kali itu menyapa setiap pembelinya. apakah sampai kiamat
ataukah hanya seumur jagung? wallahu a'lam. yang jelas pak Pehih tetap
setia dan ajeg menyandarkan pipi keriput dan tulang-tulang punggungnya di
dinding doyong pemisah gubuk pak Pehih dengan warung doyong. Wonk Mbah Emah tua
bangka masih sanggup memasok pisang goreng, ote-ote, tahu isi, dan telo goreng
di warung doyong itu.
(bersambung.....................)
Nantikan seri berikutnya………….
Lokasi Cerita di Tepi Sungai Simowau v Karangpilang
Simowau (Tepi
Sungai Karangpilang), Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
5 Juli 2011
Disusun dan Ditulis
oleh Ikhsan, S.Pd.,M.Pd.
Daftar semua judul dapat di baca di link sini ( Klik di sini)